Entri yang Diunggulkan

SERAYU-MEDIA.COM: Novel : Pusaka Kembang Wijayakusuma (26)

SERAYU-MEDIA.COM: Novel : Pusaka Kembang Wijayakusuma (26) : “Dari mana Dinda Sekarmenur mendapatkan perlengkapan ranjang tempat tidur yang ...

Minggu, 23 April 2017

Novel : Melati Kadipaten Pasirluhur (20)





“Apa nama ayam jago ini, Raden? Bagaimana kalau Cindelaras? Itu nama ayam aduan kesayangan Kakang Kertisara yang selalu unggul di gelanggang. Bagaimana Raden?”

“Aku lebih suka nama Mercu! Kuberi nama Mercu! Bukankah nama Mercu juga bagus, Kakang Rekajaya?”

“Oh, bagus sekali Raden, nama yang belum pernah hamba dengar. Kalau Cindelaras,  Kumbang, Guntur, Gambir Putih, Ketawang, dan lainnya lagi sudah sering hamba dengar.”

“Tentu saja Kakang Rekajaya belum pernah dengar. Mercu itu artinya peringatan. Si Mercu ini, kelak akan mengalahkan ayam jago aduan mana pun di seluruh Kadipaten Pasirluhur, sekaligus sebagai peringatan kepada mereka yang gemar adu jago, bahwa permainan judi adu jago itu, seperti juga permainan judi lainnya sebenarnya permainan yang sangat terkutuk. Tak ada orang menjadi kaya karena judi. Mereka hanyalah orang-orang dungu yang tertipu mimpi-mimpi palsu meraih kekayaan dengan cara mudah, sambil bermalas-malasan. Sebagian besar para penjudi, akan jatuh miskin, dan rumah tangganya berantakan,” kata Kamandaka.

“Aku akan berusaha membantu Kakang Rekajaya mengembalikan harta Kakang Kertisara yang sempat dirampas itu. Tetapi setelah itu, Kakang Rekajaya harus berjanji menghentikan kebiasaan buruk ini. Ingat janji Kakang semalam?”

Rekajaya mengangguk, ketika diingatkan perjanjianya tadi malam menjelang tidur. Dia membenarkan sepenuhnya apa yang dikatakan Kamandaka. Kakak iparnya, Kertisara pernah memiliki kekayaan yang melimpah dari permainan judi di gelanggang adu ayam. Sebagai seorang botoh berpengalaman, memang dia mampu menumpuk kekayaan. Tetapi orang yang benci dan memusuhinya pun banyak. 

Nyai Kertisara sebenarnya sudah meminta agar suaminya itu, jika memang ingin punya anak dari dirinya, hendaknya menghentikan secara total kegiatannya sebagai seorang botoh adu ayam. Sebenarnya Ki Ketisara sudah berniat akan menghentikan seluruh kegiatannya yang menyengsarakan orang lain itu. Tapi terlambat. Maut keburu datang dan menjemputnya. Konon ketika mayatnya ditemukan, mulutnya mengeluarkan busa bercampur warna biru. Suatu tanda Ki Kertisara terkena racun arsenik yang bisa jadi adalah hasil jebakan musuh-musuhnya yang sakit hati kepadanya karena kalah di gelanggang sabung ayam. 

Setelah itu kemalangan beturut-turut datang menimpa Nyai Kertisara. Ladang dan sawah Ki Kertisara dirampas punggawa Kadipaten, dengan alasan tanah para bangsawan di wilayah Kadipaten Pasirluhur tidak bisa dipindahkan kepemilikannya kepada rakyat biasa. Paling banter hanya bisa digadaikan, sampai si pemilik gadai itu meninggal. 

Memang dalam struktur masyarakat berdasarkan kasta, hanya para brahmana dan ksatria yang diperbolehkan memilki tanah. Sedang para pedagang, petani, dan rakyat kebanyakan lainnya, tidak diperkenankan memiliki tanah. Mereka hanya boleh menyewa atau memilikinya dari hasil gadai para ksatria. Jadi tanah hanya terdistribusi dan berputar-putar di kalangan para bangsawan saja.

Demikianlah nasib tragis yang menimpa keluarga Kertisara. Sepeninggal Ki Kertisara bukan hanya sawah dan ladangnya yang habis, tetapi tanah tempat rumah Ki Kertisara yang ditempati Nyai Kertisara dan adik yang mengikutinya juga ikut dirampas oleh para punggawa Kadipaten Pasirluhur. Itulah sebabnya Nyai Kertisara dan adiknya langsung jatuh miskin, beberapa tahun setelah kematian suaminya. Diam-diam Kamandaka membenci struktur masyarakat yang membeda-bedakan manusia ke dalam kelas-kelas yang dianggapnya mengistimewakan kelas yang satu, tetapi menghinakan kelas yang lain.

“Permainan judi itu awalnya adalah permainan hiburan para ksatria. Di Lembah Sungai Gangga, permainan judi para ksatria adalah permainan dadu. Dalam Mahabharata Pandawa dikalahkan Kurawa dalam permainan dadu yang menimbulkan kesengsaraan luar biasa bagi para Pandawa. Bukan hanya Kerajaannya hilang, tetapi Pandawa juga diharuskan menjalani pembuangan di hutan selama tiga belas tahun. Bahkan Drupadi, putri cantik istri Pandawa itu, dipertaruhkan dalam permainan dadu dan jatuhlah martabat Drupadi jadi budak Kurawa. Ungtunglah Resi Bisma turun tangan membantu dan menyelamatkan nasib malang Drupadi,” kata Kamandaka dalam hati, ingat kisah dalam rontal Mahabharata yang sempat dibacanya di perpustakaan milik ayahnya di Keraton Pajajaran. 

Jika permainan dadu adalah kegemaran para ksatria di Lembah Sungai Gangga, maka permainan judi sabung ayam adalah tradisi dan kebiasaan buruk para bangsawan dan ksatria Lembah Sungai Sutra yang terbawa oleh Bangsa Galuh dalam perantauannya mencari tanah harapan di seberang lautan. Kedua permainan judi itu sesunguhnya sangat dibenci oleh Kamandaka.

Dua bulan sudah berlalu, si Mercu ayam jago aduan Kamandaka sudah tumbuh jadi ayam aduan yang gagah, kuat, dan perkasa. Tajinya tumbuh menghiasi kakinya yang kuning gading. Tiap saat kokoknya menggema ke angkasa, seolah menantang lawan-lawannya dan menunjukkan keperkasaannya. Rekajaya merawat dengan baik ayam aduannya itu. Kandang yang bagus dan khusus disediakan buat si Mercu. Makanan dan minumannya pun dipilih jenis yang berkualitas. Tiap hari dimandikannya, agar bulunya selalu bercahaya. Kamandaka hanya tersenyum melihat ketekunan Rekajaya merawat si Mercu.

“Bawa ke sini si Mercu, Kakang Rekajaya. Akan kuberi mantra supaya jadi ayam aduan hebat,” kata Kamandaka pada suatu pagi. Rekajaya menyerahkan si Mercu sambil tertawa, karena mengira Kamandaka hanya berolok-olok.

Sim Salabim. Mercu, kau harus menang melawan musuh-musuhmu. Jangan pernah takut. Jangan pernah menyerah, kau harus berani! Mercu, kau harus membuat senang majikanmu Rekajaya, ya. Puh…, puh…, puh….“  

Kamandaka meniup kepala si Mercu tiga kali. Kemudian dipijat-pijatnya jengger dan pial ayam si Mercu. Rekajaya melihat Kamandaka diam sambil bibirnya komat-kamit sebentar, lalu diciumnya kepala si Mercu. Diam-diam tanpa sepengetahuan Rekajaya, Kamandaka  memasukkan mantra Ciung Wanara ke dalam badan si Mercu. Rekajaya yang melihat kelakuan majikannya itu kembali tertawa karena mengira Kamandaka sedang bermain-main.

“Seperti sebuah permainan sulap, Raden?” tanya Rekajaya.

“Hehe.he…, iya betul. Aku telah menyulap agar si Mercu menjadi jawara tak terkalahkan di gelanggang sabung ayam. Karena itu, rahasiakan namaku kepada mereka. Katakan pada mereka, bahwa namaku adalah si Sulap, botoh pendatang baru dari desa Kaliwedi,” kata Kamandaka.

“Nama samaran yang bagus, Raden. Ki Sulap Pangebatan! Hehehe….” 

“Kenapa Pangebatan, tidak Ki Sulap Kaliwedi saja?” tanya Kamandaka heran.

“Kakang Kertisara dulu setelah membuat heboh di gelanggang sabung ayam Desa Pangebatan langsung dinobatkan dengan nama Ki Kertisara Pangebatan. Prestasi terbesar Kakang Kertisara adalah memenangkan nilai taruhan terbesar dalam sejarah taruhan di Kadipaten Pasirluhur. Dua bau sawah dan seorang istri lurah Karangjati, hari itu langsung menjadi milik Kakang Kertisara.”

“Ya, aku setuju. Sebuah nama bagus. Pintar juga Kakang Rekajaya. Ki Sulap Pangebatan bisa diartikan Ki Sulap keponakan Ki Kertisara Pangebatan,” kata Kamandaka. Rekajaya hanya tertawa mendengar pujian itu.

Sementara itu, si Mercu segera menunjukkan kemampuan-kemampuannya yang aneh. Misalnya, begitu dilepaskan dari tangan Kamandaka, si Mercu langsung berkokok dengan suaranya yang panjang. Lagi pula tingkah-laku si Mercu seakan-akan tahu apa yang diperintahkan Kamandaka. Jika Kamandaka memerintahkan dengan kata-kata loncat, tendang, putar, menunduk, dan lain-lainnya lagi, si Mercu akan melakukannya. 

“Hebat, Raden. Ilmu apakah yang Raden miliki?” tanya Rekajaya mulai takjub. Sudah lama dia mengikuti Kertisara dulu, tetapi belum pernah melihat ayam jago sepintar si Mercu.

“Ah, tidak ada ilmu apa-apa. Kelak Kakang pun bisa melakukannya. Syaratnya, sayangilah si Mercu dan perlakukan dengan baik, penuhi kebutuhannya. Hanya itu ilmu untuk menaklukan binatang,” jawab Kamandaka.

Si Mercu sudah puluhan kali berlaga di arena sabung ayam Desa Pangebatan. Tiap hari dengan rajin, tekun, dan tak kenal lelah Ki Sulap Pangebatan mendatangi arena sabung ayam terbesar di Desa Pangebatan itu. Rekajaya mengikutinya dengan membawa Si Mercu. Sebagai pendatang baru, nama Si Mercu cepat melejit. Para botoh dari hampir semua desa di Kadipaten Pasirluhur berhasil ditaklukan. Desa yang memiliki botoh kelas atas antara lain Karangjati, Kaliwedi, Karangnanas, Kalikidang, Teluk, Maresi, Karanglewas, Karangdadap, dan lain-lainnya lagi. Bahkan semua botoh dari desa di sepanjanjang Sungai Logawa telah ditantang dan ditaklukkannya. Setiap kali mendatangi arena sabung ayam Desa Pangebatan, selalu Ki Sulap Pangebatan menantang lawannya, dengan sesumbar lebih dahulu. 

“Lawanlah si Mercu, jawara dari langit. Kalian tak bakal menang. Maka hentikanlah kegiatan sabung ayam yang akan membuat kalian menderita. Tetapi jika kalian tak percaya, ayo lawan si Mercu. Hanya kalau harta kalian habis, jangan menyesal!”

Berita si Mercu, jawara dari langit milik botoh Ki Sulap Pangebatan, dengan cepat menyebar ke seluruh Kadipaten Pasirluhur. Jika si Mercu bertanding, berduyun-duyun penduduk mengalir ke tempat arena sabung ayam Desa Pangebatan. Mereka penasaran ingin menyaksikan cara si Mercu dengan tajinya yang tajam menaklukan lawan-lawannya. Mereka yang ikut taruhan dan menang bersorak gembira. Sebaliknya yang kalah, menyesal bukan main, kenapa tidak menjagoi si Mercu. Setiap selesai pertandingan, senyum Rekajaya selalu mengembang, karena selalu pulang membawa pundi-pundi penuh uang. Nama Ki Sulap Pangebatan sebagai botoh pendatang baru juga langsung melambung. Ki Sulap Pangebatan dipercaya sebagai inkarnasi Ki Kertisara Pangebatan, seorang botoh yang legendaris itu. 

Ki Sulap sebuah nama yang lucu, kata Kamandaka dalam hati pada suatu siang. “Yah, aku memang ingin menyulap penduduk Desa Kaliwedi ini agar bisa lebih kreatif memperbaiki keadaan ekonominya yang morat-marit. Mereka harus secara bertahap dibimbing agar mau  meninggalkan kebiasaan ikut-ikutan bertaruh di gelanggang sabung ayam yang hanya membeli mimpi itu. Hanya dengan mendorong mereka melakukan kegiatan produktif dan bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan mereka, maka kebiasaan berjudi yang menimbulkan rasa malas berusaha itu dapat diberantas. Desa Kaliwedi harus bisa berubah menjadi desa percontohan dan teladan desa-desa lainnya di Kadipaten Pasirluhur,” kata Kamandaka di dalam hati.

Sementara itu, pelan-pelan uang pun terus mengalir ke kantong Nyai Kertisara. Kamandaka tidak mengambilnya sedikit pun. Dia hanya mengarahkan penggunaannya. Uang yang terkumpul digunakan untuk membangun rumah yang layak huni. Nyai Kertisara tidak lagi berjualan daun pisang ke pasar. Hasil dari gelanggang adu ayam sudah bisa untuk menyewa sawah di sekitar hilir Sungai Logawa secara gadai kepada pemilik sawah yang rata-rata adalah para punggawa Kadipaten Pasirluhur.

Kamandaka yang kini memakai nama samaran Ki Sulap Pangebatan itu, dikenal oleh penduduk Desa Kaliwedi sebagai seorang botoh yang peduli dan baik hati kepada penduduk. Dia mendorong penduduk yang tinggal di sepanjang Sungai Ciserayu meningkatkan kualitas pembuatan gula kelapa dan gula aren. Ratusan pohon kelapa dan pohon aren yang ada disewa Nyai Kertisara. Nyai Kertisara menyediakan pongkor, sabit, dan lancingan secara gratis kepada penduduk yang mau menyadap nira dan mengolahnya menjadi gula. Nyai Kertisara membeli semua gula kelapa dan gula aren yang dibuat para penyadap itu. Bila sedang tidak pergi mengadu si Mercu, Ki Sulap Pangebatan dan Rekajaya ikut memasarkan gula yang terkumpul di rumah Nyai Kertisara. Ternyata Nyai Kertisara lincah juga. 

Dia pandai berdagang, berkat bimbingan Ki Sulap Pangebatan. Nyai Kertisara tidak lagi membawa barang dagangannya ke pasar. Tetapi para pedagang di Pasar Pangebatan dan pasar-pasar desa lainnya di luar Pangebatan, sering datang sendiri ke kediaman Nyai Kertisara untuk mengambil gula aren dan gula kelapa. Semua gula itu adalah buatan keluarga para penyadap yang tersebar di sepanjang Sungai Ciserayu. Ki Sulap Pangebatan gembira melihat kemajuan ekonomi Nyai Kertisara dan para penyadap. Dia jadi ingat, cara yang dilakukan ayahandanya Sri Baginda Prabu Siliwangi dan kakeknya, pada waktu mendorong petani Pajajaran supaya giat menanam lada dan pala sebagai upaya mewujudkan kesejahteraan penduduk.

Pada suatu siang, entah mengapa tiba-tiba Kamandaka ingat kembali kepada Sang Dewi. Sudah empat bulan lebih Kamandaka tinggal di Kaliwedi bersama Nyai Kertisara. Kesibukannya menolong kondisi ekonomi Nyai Kertisara dan adiknya Rekajaya, menyebabkan rencana pulang ke Kerajaan Pajajaran tertunda.

“Aduh, pastilah Dinda Dewi menunggu-nunggu lamaran Ayahandaku. Dinda Dewi pastilah mengira aku telah kembali ke Pakuan Pajajaran. Hem, aku sudah meninggalkan Keraton Pajajaran lebih dari satu tahun. Pastilah Ayahandaku sangat cemas dan menunggu-nunggu kabar dari diriku,” kata Kamandaka dalam benaknya.

Ketika sedang melamun di beranda depan rumah Nyai Kertisara itulah, dilihatnya Rekajaya datang agak tergesa-gesa dan berkata, ”Raden, seorang punggawa yang tinggal di Karanglewas menantang si Mercu besok siang, dengan nilai taruhan satu bau sawah, bagaimana Raden?”

“Hem, kebetulan sekali, Kakang Rekajaya! Kenapa tidak? Kakang masih butuh sawah. Desa Karanglewas tidak jauh dari Pangebatan, bukan? Kakang Rekajaya, besok pagi kita berangkat ke Pangebatan. Persiapkan perbekalan yang cukup. Bukankah kita harus berangkat pagi-pagi benar besok?” 

“Betul, Raden. Rupanya si Mercu dapat lawan tanding kelas kakap!”

“Aku berharap besok adalah pertandingan terakhir bagi si Mercu. Kakang Rekajaya harus secepatnya meninggalkan arena sabung ayam. Bantu Nyai Kertisara dalam menangani usaha barunya. Kekayaan yang diperoleh dengan memeras keringat lebih mulia dari kekayaan yang diperoleh dari gelanggang perjudian.”

“Baik, Raden. Memang si Mercu sudah harus istirahat. Kasihan kalau harus terus-menerus berlaga. Hamba pun ingin punya penghasilan tetap.”

“Kakang Rekajaya tidak ingin membangun rumah tangga dan punya istri?”

“Tentu saja ingin, Raden,” jawab Rekajaya agak malu-malu,” Tetapi hamba tahu diri. Usia hamba sekarang tiga puluh lima tahun. Hidup miskin pula. Mana ada gadis Desa Kaliwedi yang mau dengan hamba, Raden?”

“Kakang jangan merasa rendah diri. Usaha Nyai Kertisara, adalah usahamu juga. Tekuni saja, lama-lama akan berkembang. Kalau tidak mau sama gadis, kalau ada janda cantik, mau tidak?”

“Janda cantik?  Kalau ada yang bersedia menemani hamba, kenapa tidak?”

Ki Sulap Pangebatan tersenyum sambil berkata, ”Emban Dinda Dewi, namanya Khandegwilis, cekatan, janda tanpa anak, dan cantik. Usianya tidak jauh dari Kakang Rekajaya. Banyak punggawa yang berminat lho. Kakang Rekajaya berminat?”

Rekajaya hanya tersenyum malu-malu. Tetapi Ki Sulap Pangebatan tahu, Rekajaya tidak menolak, asal Ki Sulap Pangebatan yang kelak melamarkannya. “Kapan-kapan temui dia di Kadipaten.Tetapi hati-hati, namaku jangan sampai bocor ke tangan prajurit jaga.”

Bibir Rekajaya mengembang, sebuah senyum bahagia menghiasi wajahnya. Tidak pernah ada kata terlambat untuk membangun mahligai sebuah rumah tangga.[]

47 komentar:

  1. Silakan Kunjungi Artikel tajenonline.com

    OVO S128
    Jadwal Bank S128

    Dan dapat Hubungi Kontak Whatsapp Kami +62-8122-222-995

    BalasHapus
  2. let's join with us one of the websites given for big bonus promotions. Thank you if you want to help us promote our website.
    Sabong128.live

    BalasHapus
  3. interesting information I really like your blog, let me share it, and if you agree to send it back. thank you
    Joker123

    BalasHapus
  4. Bonus Referensi Di Bagikan Setiap Tanggal 1 Dengan Syarat :

    Jika Referensi 2 – 4 Pemain Aktif Maka Akan Mendapatkan Bonus 2% Dari Total Lose Seluruh Akun Pemain Yang Di Referensikan
    Jika Referensi 5 – 7 Pemain Aktif Maka Akan Mendapatkan Bonus 3% Dari Total Lose Seluruh Akun Pemain Yang Di Referensikan
    Jika Referensi 8 – 10 Pemain Aktif Maka Akan Mendapatkan Bonus 4% Dari Total Lose Seluruh Akun Pemain Yang Di Referensikan
    Jika Referensi 10 Pemain Aktif Lebih Maka Akan Mendapatkan Bonus 5% Dari Total Lose Seluruh Akun Pemain Yang Di Referensikan
    Aplikasi Joker123

    BalasHapus
  5. this site provides a lot of very useful information. if possible, I want to share with others, no problem? Thank you for the response
    Game Joker123

    BalasHapus
  6. PROMO BONUS MEMBER BARU SABUNG AYAM S128 | SV388 | CFT2288
    Bonus 10% Dari Deposit Awal & Bonus Akan Di Isi Langsung Ke Akun Games
    Minimal Deposit Rp.200.000 Untuk Mengikuti Promo Bonus Member Baru
    Syarat Jika Ingin Withdraw : Total Credit Harus Mencapai 4x Dari Nominal Deposit Di Tambah Bonus
    Dilarang Memiliki Kesamaan IP Sesama Member & Dilarang Melakukan IP Jumper
    Vivoslot

    BalasHapus
  7. welcome and good luck his luck on our site all friends

    https://arenamain303.blogspot.com/
    https://info-jokergaming.blogspot.com/
    https://myagenslot.blogspot.com/

    BalasHapus
  8. Agen Joker terbaik indonesia hanya disini saja

    Related Sites :
    joker Gaming
    Slot Joker123
    Joker Slot

    BalasHapus
  9. game slot online teraman hanya disini joker123

    Related Sites :
    Joker Slot
    Situs Joker

    BalasHapus
  10. mainkan game slot online terbaik disini
    '
    Related Sites :
    Joker Slot
    Agen Joker
    joker388

    BalasHapus
  11. I found this blog to have a lot of accurate information and really help us in our daily lives
    Daftar Joker123 Terbaru

    BalasHapus
  12. Situs Poker

    Idn Poker

    Situs Club388

    Club388

    Situs Play1628

    Play1628

    segi sistem yang menjadikan website resmi yang baru dan handal dilakukan web

    BalasHapus